Pinokio dan Hadiah Natalnya
Drama Natal
Pinokio dan
Hadiah Natalnya
Hadiah Natalnya
Casts :
No.
|
Peran
|
Pemain
|
Karakter
|
1
|
Pinokio
|
Periang, polos, berkemauan keras, mudah diajar, bersemangat
tinggi, ekspresif |
|
2
|
Gepetto
|
Sabar, penuh kasih, rela berkorban
|
|
3
|
Malaikat Biru
|
Bijaksana, berwibawa, tegas tapi lembut
|
|
4
|
Gadis Penjual Korek Api
|
Penurut, mudah mengampuni & bersyukur
|
|
5
|
Teman Nakal 1
|
Nakal, suka mengejek, kata-katanya kasar
|
|
6
|
Teman Nakal 2
|
Nakal, suka mengejek, kata-katanya kasar
|
|
7
|
Ibu Gadis Korek Api
|
Galak, tidak ada kasih
|
|
8
|
Yunus
|
Ramah, sadar akan kesalahannya
|
|
9
|
Narator
|
Scene 1
---Sound 1 ON--- (Pinokio & Gepetto masuk
panggung, Gepetto mulai membuat Pinokio) |
|
Narator
|
Pada suatu masa, hiduplah seorang
tukang kayu bernama Gepetto. Ia sudah tua dan amat kesepian tanpa memiliki keluarga ataupun sanak saudara yang hidup bersamanya. Suatu hari Gepetto membuat sebuah boneka kayu berbentuk seorang anak laki-laki. |
Gepetto
|
(berdoa) Ya Tuhan, aku ingin sekali
memiliki seorang anak laki-laki untuk menemaniku di masa tuaku. Tapi aku tahu Tuhan, mana mungkin itu bisa terjadi, karena aku sudah tua dan tidak mempunyai istri. ---Sound 1 fade out--- |
Narator
|
Tiba-tiba muncullah Malaikat Biru
dan berbicara kepada Gepetto. ---Sound 2 ON
sampai habis---
|
Malaikat Biru
|
Jangan takut, sebab engkau beroleh
kasih karunia di hadapan Allah... |
Gepetto
|
(bengong, terkesima)
|
Malaikat Biru
|
Sesungguhnya engkau akan
mengandung... |
Gepetto
|
(tambah bengong, tapi nurut aja)
|
Malaikat Biru
|
....dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki... eh, tunggu..tunggu..kamu bukan Maria ya? Kok prasaan gak mirip? |
Gepetto
|
Saya Gepetto..
|
Malaikat Biru
|
Oh, ehm... salah kalau begitu (masih
gaya berwibawa) Ganti dialog..ehm, begini Gepetto, Tuhan telah mendengarkan doa kamu, dan sekarang juga, boneka kayu yang kamu buat ini akan hidup dan menjadi anakmu.. ---Sound 3 ON sampai habis--- |
Pinokio
|
(hidup dan bangun) Papa! ---Sound
4 ON--- |
Gepetto
|
Aku punya anak! Terimakasih Tuhan!
Engkau benar-benar baik... Aku yakin, mulai sekarang aku pasti akan sangat bahagia... |
(semua keluar panggung)
|
Scene 2
Narator
|
Gepetto dengan sukacita mendaftarkan
Pinokio untuk sekolah. Hari-hari pertama mereka bersama sangat menyenangkan. ---Sound 4 OFF fade out--- ---Sound 5 ON--- Tetapi, beberapa hari kemudian, saat Gepetto sedang bekerja, Pinokio pulang dari sekolah dengan wajah yang kesal. |
Gepetto
|
Ada apa, anakku?
|
Pinokio
|
Aku diledekin sama temen-temen di
sekolah, Pa. Kata mereka aku aneh... Pino cape diledekin terus.. |
Gepetto
|
Ya udah, kamu jangan sedih ya.
Sebentar lagi hari Natal, nanti Papa belikan kado yang baguuuss banget buat kamu. Kamu mau apa, Nak? |
Pinokio
|
Ga mau! Pino cuma mau jadi manusia
biasa, sama kayak temen-temen Pino! Pino ga mau yang laen, Pa! (pergi) |
Narator
|
Mendengar itu, Gepetto sangat
bingung dan hanya bisa terdiam. |
Gepetto
|
(berdoa) Tuhan, aku memohon agar
Engkau mau mengubah anakku menjadi manusia biasa seperti yang dia inginkan..Tolong ya Tuhan, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.. ---Sound 5 OFF fade out--- |
Narator
|
Malaikat Biru kembali muncul di
hadapan Gepetto. ---Sound 6 ON sampai habis--- |
Malaikat Biru
|
Wahai Gepetto yang terkasih, Tuhan
telah mendengar doamu dan berkenan mengabulkannya, tetapi ada satu syarat yang harus kau penuhi. |
Gepetto
|
Apa syaratnya? Apapun itu, saya
bersedia, demi Pinokio. |
Malaikat Biru
|
Ikut saya.
|
(Gepetto & Malaikat Biru
keluar) |
Scene 3
Narator
|
---Sound 7 ON sampai
habis--- ---Sound 8 ON--- Esok paginya, Pinokio bersiap-siap pergi ke sekolah, tetapi dengan wajah yang muram, sudah terbayang olehnya, hari ini ia akan kembali bertemu dengan teman-temannya yang nakal. |
Gepetto
|
Pinokio, kemari sebentar. (Pinokio
mendekat). Dengarkan Papa, kamu harus rajin belajar dan pergi ke sekolah ya. Jadilah anak yang baik dan taat sama Tuhan. |
Pinokio
|
Hmm.. (hanya menggumam enggan). Pino
berangkat ya Papa. |
Gepetto
|
(baru Pinokio jalan beberapa
langkah, Gepetto menyusul dan memeluknya) Ingat ya Pino, Papa sangat menyayangimu. (sambil terisak) Bagi Papa, kamu sangat berharga. |
Pinokio
|
Aduh Papa apaan sih peluk-peluk,
Pino buru-buru nih mau berangkat, takut telat. Udah ya. Dah Papa. |
Gepetto
|
Dah, Pino..
|
(Pinokio keluar, Gepetto
mengambil peralatan kerjanya lalu keluar) ---Sound 8 OFF fade out--- |
Scene 4
Narator
|
Dan berangkatlah Pinokio ke sekolah,
seperti biasa. Tetapi di tengah jalan, tiba-tiba ia berubah pikiran. |
Pinokio
|
Aduh, aku jadi males nih ke sekolah.
Pasti nanti aku diejekin lagi sama temen-temen. Ah, mendingan aku bolos aja! Papa juga gak akan tau. |
Narator
|
Maka Pinokio benar-benar membolos,
ia pergi bermain-main sendirian. |
Pinokio
|
La-la-la-la-la....
|
(teman-teman nakal datang) ---Sound 9 ON
sampai setengah, lalu fade out--- |
|
Teman Nakal 1
|
Eh, liat deh, siapa tuuh? Si manusia
kayu yang geraknya kaya robot...hahahaha |
Teman Nakal 2
|
Iya ! Heh, Pinokio, ngapain kamu di
sini ?! Waah, kamu bolos sekolah juga ya? Dasar,
anak baru ngikut-ngikutin kita aja!
|
Teman Nakal 1
|
Huuu, jelek..weeek...
|
Pinokio
|
Aduh, kalian diem dong..
|
Teman Nakal 2
|
Tau gak, serangga apa yang paling
ditakutin sama Pinokio? (nada menyindir) |
Teman Nakal 1
|
Apa? Kecoa, mungkin?
|
Teman Nakal 2
|
Bukaaan...
|
Teman Nakal 2
|
Rayap!!! Dia kan kayu, kalo
digigitin rayap, pasti abis badannya jadi bubuk-bubuk kayu! Wahahahahahaha!!! |
Teman Nakal 1
|
Iya! Kasian banget deh..manusia
aneh...hahahaha |
Pinokio
|
Diem..kalian diem..jangan ledekin
Pino lagi... (menutup kuping) ---Sound 10 ON--- |
Teman Nakal 2
|
(malah makin sengaja) Huu, Pino
jelek.. Pino aneh.. Liat aja tuh, udah geraknya kaku,
ngomongnya gagap-gagap.. Iiihh..
|
Teman Nakal 1
|
Weeek.week..jelek....
|
Pinokio
|
Dieem, nanti Pino---
|
Teman Nakal 2
|
(menyela) Apa?! Emang kamu bisa
apa?! Coba kalo berani! |
Teman Nakal 1
|
Iya, dasar penakut, bisanya ngomong
doang! |
Pinokio
|
Aaaahh, pergi kalian! (emosi,
melempar batu) Kalian nakal, jahat! Pergi, pergi!!! |
Teman Nakal 2
|
Yaudah pergi aja yuk, iiih sereeem
ada orang gila! Wahaha! |
(teman-teman nakal pergi, masih
sambil tertawa-tawa. Pinokio terduduk di tanah dengan sedih) |
|
Pinokio
|
(menangis) Kenapa sih semuanya jahat
sama Pino..? (lalu bangun) ---Sound 10 OFF fade out-- |
Narator
|
Tiba-tiba berdentanglah lonceng yang
menandakan tepat pukul 12 siang,
---Sound 11 ON sampai habis--- tanah
di dekat Pinokio berdiri, berguncang hebat.
---Sound 12 sampai habis---
|
Pinokio
|
(Jatuh, waktu bangun, sudah berubah
menjadi manusia biasa) ---Sound 13 ON sampai habis--- Lho? Pino kok..? Pino udah berubah jadi manusia biasa, wah..iya! (cara ngomong udah normal) Kok bisa ya? Horeee! Asiiik, sekarang Pino udah sama kayak yang laen, Pino gak akan diejekin lagi! Pino mau pulang ah, mau kasi tau Papa! (keluar panggung, bersemangat) |
Narator
|
Pulanglah Pinokio ke rumahnya dengan
sangat gembira. |
Scene 5
---Sound 14 ON--- (di panggung, Gepetto sudah
duduk kaku di kursi, Pinokio datang) |
|
Pinokio
|
(berteriak dari jauh) Papa! Papa!
Liat deh, Pino udah jadi manusia biasa! Hebat ya Pa! Pino juga ga tau kenapa, tadi kan Pino--- (berhenti ngomong, menyadari Gepetto tidak bereaksi sedikitpun) Pa? Pa? Papa kok diem aja? Pa?! (terus mengguncang-guncangkann bahu Gepetto tapi tetap kaku seperti patung, Pinokio putus asa lalu berdoa) Tuhan, papa Gepetto kenapa? Pino nyesel, Pino nyesel, tadi Pino nakal, Pino ga taat sama papa...huhu..maafin ya Tuhan... |
Malaikat Biru
|
(muncul) Pinokio, apa kamu tahu,
mengapa sekarang kamu telah berubah menjadi manusia biasa? |
Pinokio
|
Enggak...
|
Malaikat Biru
|
Itu karena ada PERTUKARAN... Kemarin
malam, papa Gepetto berkata dia bersedia diubah menjadi boneka kayu seperti dirimu dahulu, agar kamu bisa bahagia menjadi manusia biasa. Tepat pukul 12 siang tadi, kalian telah bertukar wujud. |
Pinokio
|
(terkejut, menatap Gepetto dengan
tidak percaya) Tapii..tapii.. tapi Pino ga mau kalo Papa jadi boneka kayu seperti ini... Ini salah Pinokio, harusnya Pino gak marah-marah ke papa minta jadi manusia biasa. Pino nyesel, Malaikat.. Pino mau papa kembali seperti dulu.. |
Malaikat Biru
|
Kalau kamu menyesal, itu bagus..
Tetapi tetap ada yang harus kamu lakukan... |
Pinokio
|
Apa itu?
|
Malaikat Biru
|
Kamu harus membawa papa Gepetto ke
Bukit Harapan.. Di sanalah aku akan menemuimu lagi nanti. Semoga berhasil, Pinokio. (pergi) ---Sound 14 fade out--- |
Pinokio
|
Ah, baiklah Papa, ayo kita pergi, ke
Bukit Harapan! (dengan susah payah Pinokio memapah Gepetto keluar panggung) |
Narator
|
Maka segeralah mereka berangkat
menuju Bukit Harapan, dengan membawa harapan yang besar. Mereka baru menempuh separuh perjalanan, saat tiba di tepi laut. |
Scene 6
Narator
|
Pinokio dan Gepetto menyeberangi
laut dengan perahu kecil. Berharap segera sampai ke sebuah bukit yang terlihat samar-samar di seberang. ---Sound 15 ON sampai habis---Namun di tengah laut, sesuatu yang tidak terlihat menghantam perahu mereka, sampai terbalik. ---Sound 16 ON sampai habis--- |
(masih gelap)
|
|
Pinokio
|
Aduh Papa, kita ada di mana ya ini?
Gelap, dindingnya lembek, dan---ukh, bau sekali tempat ini! (nyalain korek api) |
Yunus
|
(begitu melihat cahaya korek) Wah,
ternyata ada orang lain juga di perut ikan ini selain saya! |
Pinokio
|
Hoa? Kita di dalem perut ikan?!
|
Yunus
|
Ya! Aku Yunus, saya udah 2 hari ada
di dalam perut ikan besar ini, karena saya ga taat sama Tuhan, Tuhan nyuruh saya ke Niniwe, tapi saya malah ke Tarsis. Duh, kapok deh, mulai sekarang ga akan lagi deh ga taat sama Tuhan. Tuhan lagi ngajarin saya kalo ketidaktaatan kita sama Tuhan pada akhirnya cuma ngbawa kerugian buat kita sendiri. |
Pinokio
|
Pino juga ga mau lagi ga taat sama
Papa. Sekarang, gimana ya caranya kita keluar dari sini?
Ah, kita loncat-loncat aja biar
ikannya jadi mules trus muntahin kita keluar! |
Yunus
|
Yakin nih bakal berhasil? Ya udah
lah, kita coba! ---Sound 16 ON sampai habis--- |
(video ikan besar muntah,
Pinokio matiin koreknya, jadi gelap lagi.
Lalu video selesai, bunyi
gedebuk, lampu nyala) |
|
Yunus
|
(batuk-batuk) Wah, berhasil! Kita
keluar dari perut ikan! Puji Tuhan! Ya udah, sekarang saya mau langsung naek busway ke Niniwe. Yu dadah, bye-bye! (pergi) |
Pinokio
|
Dah, Pino dan Papa juga harus terus
berjalan ke Bukit Harapan....eh, tunggu..tunggu! Sepertinya ini Bukit Harapan..., iya bener! Wah, Pino seneng deh, ternyata keluar dari perut ikan langsung sampe ke Bukit Harapan! Asiik... Tapi, Malaikat Biru mana ya? |
Scene 7
---Sound 17 ON---
|
|
Narator
|
Karena belum menemukan Malaikat
Biru, Pinokio membawa ayahnya terus berjalan menyusuri jalan setapak yang dingin dan sepi. Hanya sedikit orang yang lalu lalang dengan sibuknya. |
Gadis Korek Api
|
(masuk, berjalan di antara jemaat)
Korek api... Jual korek api.. Pak, beli korek apinya
Pak.. Bu, korek api... (tetapi tidak
ada yang menggubris) Dingin sekali malam ini.. huff
(sesekali menggigil) Korek api Bu,
untuk nyalain perapian... |
Pinokio
|
(masuk dari arah berlawanan) Huah,
udah malem.. Kira-kira Bukit Harapan masih jauh
ga ya? Ayo Pa, kita jalan terus!
Ayo! Ayo! (Ga liat ada Gadis Korek Api, jadi bertabrakan, korek api jatuh berantakan) Aduh, maaf..maaf..jadi berantakan..! (bantuin mungutin) |
Gadis Korek Api
|
Gak pa-pa kok.. (sibuk meraba-raba
lantai, mencari-cari) |
Pinokio
|
Eh..Ini korek apinya..(menyodori)
kok ga kliatan? Kan persis di samping sini. |
Gadis Korek Api
|
(tersenyum kecil) Aku memang ga bisa
melihat... |
Pinokio
|
Jadi kamu..buta? Kok jualan korek
api? |
Gadis Korek Api
|
Iya.. soalnya aku mau bantuin
keluargaku. Bantuin ibuku, aku sayang sama ibu. |
Pinokio
|
Wah, pasti ibu kamu baek banget
ya..! |
Gadis Korek Api
|
(tersenyum kecil) Aku bersyukur aku
punya keluarga, gimanapun keadaan keluargaku saat ini, aku tau kalo Tuhan mau aku jadi berkat di keluargaku...
(tiba-tiba berdiri) Aku mau jualan
lagi ah! |
Pinokio
|
Gimana kalo Pino bantuin jualan?
|
Gadis Korek Api
|
Boleh..makasih..
|
Ibu Gadis Korek Api
|
(tiba-tiba datang sambil marah-marah)
Heh, kamu!! Bukannya jualan, malah ngobrol! Dasar anak males! Udah laku berapa korek apinya, hah?! |
Gadis Korek Api
|
Ini, Bu... (menyerahkan uang)
|
Ibu Gadis Korek Api
|
Apa?! Cuma segini?! Masa cuma segini
yang kejual?! |
Gadis Korek Api
|
Malam ini kan malam Natal, Bu..
Semua orang sedang merayakan Natal, cuma sedikit orang-orang yang lewat di jalan. |
Ibu Gadis Korek Api
|
Haah, banyak alasan, dasar anak ga
guna! Ayo pulang! Kali ini Ibu maafin, tapi besok —
awas kalo ga kejual abis lagi!!!
(menyeret Gadis Korek Api pulang) |
(Gadis Korek Api & ibunya
pergi, sementara Pinokio berdiri mematung, masih menatap mereka) |
|
Narator
|
Malam ini, dari seorang gadis
penjual korek api, Pinokio belajar apa artinya memiliki keluarga. Memiliki keluarga berarti harus bersedia memberi yang terbaik bagi keluarga, dan bukan menuntut, mesti keluarga yang kita miliki bukan keluarga yang sempurna.
---Sound 17 fade
out--- |
Scene 8
Narator
|
Beberapa saat setelah Gadis Penjual
Korek Api pergi, dari langit malam yang gelap muncullah cahaya yang menyilaukan. |
Malaikat Biru
|
---Sound 18 ON
sampai habis--- Pinokio.... |
Pinokio
|
Malaikat Biru? Akhirnya malaikat
muncul juga...! |
Malaikat Biru
|
Kamu telah membuktikan kasih dan
ketaatanmu, sepanjang perjalanan kemari, tapi masih ada satu hal lagi yang harus kamu penuhi. |
Pinokio
|
Masih ada lagi? Apa lagi yang harus
Pino lakuin? |
Malaikat Biru
|
Sama seperti syarat yang kuajukan
pada Gepetto di malam itu : Pertukaran. Kali inipun, kalau kamu mau papa Gepetto kembali menjadi manusia biasa, kamu harus mau berubah kembali menjadi boneka kayu seperti semula. |
Narator
|
---Sound 19 ON--- Pinokio
terdiam. Ia sama sekali tak menyangka akan diberi pilihan yang begitu berat. Sementara ia berpikir, potongan-potongan pelajaran hidup yang telah di dapatnya, memenuhi kepalanya. |
(semua freeze, foto-foto
flashback ditayangin) |
|
Pinokio
|
Baiklah, Malaikat. Pino mau jadi
boneka kayu lagi. Karena sekarang Pino tahu, hadiah Natal yang terindah buat Pino sebenernya udah Pino dapetin, yaitu memiliki Papa Gepetto sebagai keluarga Pino. |
Malaikat Biru
|
Apa kamu sungguh-sungguh, Pino?
|
Pinokio
|
Iya, ayo ubah Pino dan Papa Gepetto
sekarang. Pino siap. (memeluk Gepetto sebentar) Selamat tinggal, Papa. ---Sound 19 OFF fade out--- ---Sound 20 ON sampai habis-- |
- ---Sound 21 ON
sampai habis---
(Terjadi goncangan hebat,
Pinokio dan Gepetto jatuh, Malaikat Biru langsung menghilang) |
|
Gepetto
|
(berdiri, langsung mencari Pinokio)
Pinokio..! |
Pinokio
|
---Sound 22 ON--- (berdiri
juga) Papa! Papa udah kembali seperti semula! Eh...Pino kok---kok belum berubah ya? Pino kok masih jadi manusia? Dimana Malaikat Biru? Ini artinya Pino tetep jadi manusia ya? Hore, asiik! |
Gepetto
|
Terimakasih, Tuhan! Papa sayang kamu,anakku.
Selamat hari Natal, Pinokio! |
Pinokio
|
Selamat hari Natal juga, Papa!
|
Narator
|
(semua freeze) Belajar dari kisah
ini, seringkali kita seperti Pinokio tadi, menuruti ego kita, sampai akhirnya hanya penyesalan yang akan kita dapat. Mulai saat ini, mari kita ambil keputusan : miliki hati yang mau dibentuk, diproses, ditempa, dan diajar oleh Tuhan. Jalan dan proses yang Tuhan ijinkan untuk kita alami, memang sulit dimengerti. Tapi pada akhirnya, pasti membawa hal yang indah luar biasa bagi kita yang taat. Pastikan Spirit of Discipleship itu ada dalam hati kita, dan bersama-sama maju, kita membangun gereja masa depan! |
(semua pemain naik ke
panggung) |
|
Pinokio
|
Demikian drama dari kami, biar
segala kemuliaan hanya bagi Tuhan! (semua hormat) |
All
|
Selamat Hari Natal semua! ---Sound
22 OFF fade out--- |